Senin, 24 Februari 2014

Kritik dan Esai

PENGERTIAN KRITIK
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Selain itu, menurut kritik merupakan analisis secara langsung dengan mempertimbangkan baik buruknya suatu karya, penerangan, dan penghakiman karya.

CIRI-CIRI KRITIK
1)      Bertujuan menilai karya.
2)      Penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.
3)      Mengungkapkan kelebihan dan kekurangan karya yang dikritik.
4)      Terdapat kesimpulan penilaian kritikus terhadap karya yang dikritik.

JENIS-JENIS KRITIK BERDASARKAN PENERAPANNYA
1)      Kritik induktif adalah kritik dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalam karya.
2)      Kritik judisial adalah kritik kritik yang menganalisis dan menerangkan efek-efek karya berdasarkan permasalahannya, oraganisasinya, teknik, serta gaya kepenulisannya. Kritik ini atas dasar standar umum tentang kehebatan dan kebiasaan.
3)      Kritik Impresionik adalah kritik yang berusaha menggambarkan sifat khusus dalam sebuah karya serta mengekspresikan tanggapan kritikus yang
ditimbulkan secara langsung oleh karya tersebut.

JENIS-JENIS SASTRA BERDASARKAN CARA KERJA KRITIKUS
1)      Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya, di sini selera pribadi amat berperan. Padahal
selera pribadi itu berubah-ubah setiap saat sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu.
2)      Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh pada ukuran-ukuran tertentu, untuk menetapkan apakah  sebuah karya itu baik atau tidak.
3)      Kritik teknis adalah kritik yang bertujuan menunjukan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dikemudian hari.

PRINSIP-PRINSIP PENULISAN KRITIK

1)      penulis harus secara terbuka mengemukakan dari sisi mana ia menilai karya sastra tersebut
2)      penulis harus objektif dalam menilai
3)      penulis harus menyertakan bukti dari teks yang dikritiknya

HAL-HAL PENTING DALAM MEMBUAT KRITIK

1)      Memiliki pengetahuan tentang teori
2)      Memiliki pengetahuan tentang sejarah
3)      Memiliki pengalaman dalam menganalisis karya
4)      Memiliki kemampuan mengapresiasi karya

PENGERTIAN ESAI
Esai adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat berdasarkan pengamatan, pengupasan, penafsiran dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarangnya sendiri. Dalam esai pengarang melontarkan suatu sudut pandangan tertentu, sikap pribadi membawakan penemuannya sendiri dan mendekati bahan subjek dengan sistematika urian yang teratur. Esai merupakan ungkapan pribadi penulis terhadap suatu fakta.

TIPE-TIPE ESAI
Ada enam tipe esai menurut Sugianti (2011), yaitu:
1)      Esai deskriptif.
Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2)      Esai tajuk.
Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3)      Esai cukilan watak.
Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4)      Esai pribadi.
Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5)      Esai reflektif.
Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6)      Esai kritik.
Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

CIRI-CIRI ESAI
1)      Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2)      Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3)      Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4)      Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5)      Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6)      Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

PRINSIP-PRINSIP PENULISAN ESAI
1)      Penulis dapat memilih topik yang akan dibahas
2)      Pengungkapan pendapat harus didukung oleh data ilmiah
3)      Penulis harus menyertakan argumen yang tepat

STRUKTUR SEBUAH ESAI
Menurut Sugianti (2011) pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraph.
Paragraf pertama, dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam beberapa sub topik.
Paragraf Kedua sampai kelima
. Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.
Paragraf Kelima (terakhir).
Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinesai untuk meyakinkan pembaca.


LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT ESAI
1)      Tentukan topik. Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda.
Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia”. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

2)      Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

3)      Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

4)      Evaluasi Potensial Topik. Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.

5)      Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

6)      Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda.
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
-          Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
-          Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
-          Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud: jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik, jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca, jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
-          Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama
-          Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas. Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai anda terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia. Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst
-          Tuliskan tubuh esai anda: Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah beberapa sub topik dan kembangkan sub topik yang telah anda buat
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda.
-          Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
-           Tuliskan kesimpulan. Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
-          Berikan sentuhan terakhir

Minggu, 26 Januari 2014

Tugas Bahasa Sunda Kelas XII

BIANTARA
Biantara nyaéta hiji kedalan jeung susunan anu alus pikeun ditepikeun ka jelema loba. Conto biantara nyaéta kawas biantara kanagaraan, biantara ngabagéakeun poé badag, biantara pembangkit sumanget, biantara pangbagéa acara atawa event, sarta séjén sajabana. Biantara anu alus bisa méré hiji gambaran positif pikeun jalma-jalma anu ngadéngé biantara kasebut. Pangabisa pidato atawa nyarita anu alus di hareup umum / umum bisa mantuan pikeun ngahontal jenjang karir anu alus.
Tujuan Biantara
-
Mangaruhan batur ambéh daék nuturkeun kahayang urang jeung resep rela.
-
Méré hiji pamahaman atawa informasi ka batur.
-
Nyieun batur gumbira jeung biantara anu ngahibur ku kituna batur gumbira sarta sugema jeung kedalan anu ku urang diungkaokeun.
Jenis-jenis / Macem-macem / Sipat-sipat Biantara
Dumasar dina sipat ti eusi biantara, biantara bisa dibédakeun jadi:
-
Biantara Bubuka, nyaéta biantara singget anu dibawakeun ku pamaca acara atawa mc.
-
Biantara pengarahan nyaéta pdato pikeun ngarahkeun dina hiji pasamoan.
-
Biantara Pangbagéa, nyaéta mangrupa biantara anu ditepikeun dina hiji acara kagiatan atawa kajadian nu tangtu anu bisa dipigawé ku sawatara urang jeung wayah anu kawates sacara gunta-ganti.
-
Biantara Peresmian, nyaéta biantara anu dipigawé ku jelema anu berpengaruh pikeun meresmikan hiji hal.
-
Biantara Laporan, nyaéta biantara anu eusina nyaéta ngalaporkeun hiji pancén atawa kagiatan.
-
Biantara Pertanggungjawaban, nyaéta biantara anu eusina hiji laporan pertanggungjawaban.
Padika Biantara
Téknik atawa padika dina membawakan hiji pidatu di hareup umum:
-
Padika menghapal, nyaéta nyieun hiji rencana biantara tuluy ngapalkeunana kecap pér kecap.
-
Padika sarta merta, nyaéta membawakan biantara tanpa persiapan sarta ngan ngandelkeun pangalaman sarta wawasan. Biasana dina kaayaan darurat teu terduga loba ngagunakeun tehnik sarta merta.
-
Padika naskah, nyaéta pidato kalayan ngagunakeun naskah anu geus dijieun saméméhna sarta umumna dipaké dina biantara-biantara resmi.
Persiapan Biantara
Saméméh méré biantara di hareup umum, aya alusna pikeun ngalakonan persiapan di handap ieu:
-
Wawasan pendengar biantara sacara umum
-
Nyaho lila wayah atawa durasi biantara anu baris dibawakan
-
Nyusun kecap-kecap anu gampang dipahaman sarta jelas
-
Nyaho jenis biantara sarta téma acara.
-
Nyiapkeun bahan-bahan sarta perlengkapan biantara, dsb.

Carangka Susunan Biantara
Skema susunan hiji biantara anu alus:
-
Bubuka kalayan salam pembuka
-
Pendahuluan anu saeutik ngagambarkeun eusi
-
Eusi atawa materi biantara sacara sistematis: maksud, tujuan, sasaran, rencana, léngkah, dll.
-
Panutup (kacindekan, harepan, talatah, salam panutup, dll)
Unsur-unsur Biantara
           Unsur-unsur dina pidato nyaéta pembicara, bahan/materi pembicaraan, objek atawa pendengar, sarta téma. Katilu unsur kasebut silih mangaruhan hiji jeung anu séjén. Leungitna salah sahiji unsur kasebut di luhur, baris ngabalukarkeun ketimpangan dina pidato.
Hal-hal anu diperhatikeun dina biantara
Hal-hal anu diperhatikeun dina biantara nyaéta:
-
Vokal/sora kudu bentes/jelas,
-
Lentong jeung wirahmana merenah
-
Kudu nyunda,
-
Henteu teugeug atawa dialeu-aleu teuing, teu gancang teuing jeung henteu acad teuing,
-
Kudu miboga pangaweruh anu jembar pangpangna nu patali jeung materi acara anu di MC-anna katut nu rek ngeusian eta acara boh jalma boh kasenian atawa lianna,
-
Kudu pinter ngareka basa anu orisinil, surti kana kahayang pamiarsa, kudu miboga sikep anu hade (tatakrama, paroman gerik-gerik lianna),
-
Mibanda rasa humor (sense of humor) nu luhur utamana dina acara-acara mu sipatna hiburan pikeun ngahirupkeun suasana.
KECAP SANGARAN SUNDA-INDONESIA
Kecap sangaran nya eta kecap-kecap anu wangunna sarua tapi hartina beda. Dina basa Indonesia diswbutna homonim (basa Yunani: homo = 'sarua' + onama = 'ngaran'). Pihartieunana nyaeya ngaran nu sarua pikeun barang anu beda. Wangun baaa anu ngaranna atawa susunan fonemna sarua tapi hartina beda.







KECAP SANGARAN
BASA SUNDA

BASA INDONESIA

Bangsal
Pare
Rohangan

Balangko
Surat pajeg

Daftar eusian kosong

Blus

Asup

Ngaran pakean

Gemuk

Pupuk

Gendut

Jamak

Biasa

Loba

Jurus

Tahap tinggangan dina silat

Arah

Kiriminil

Ngaran sabangsa tutwuhan/kekembangan
Kajahatan

Lemah

Taneuh

Kurang kakuatan

Lembur

Kampung

Pagawean tambahan

Loket

Dompet

Tempat ngajual karcis

Lulus

Runtut raut

Hasil dina ujian

Mayor

Macangkrama, dahar balakecrakan

Pangkat dina kalangan militer

Mutu

Paranti ngarendos sambeleun

Ajen, kualitas

Najis

Embung

Barang kokotor

Ngompreng

Ngabagikeun dahareun

Neangan rijki tambahan

Pasal

Sabab

Bagian

Tajam

Disentri

Seukeut

Tim

Sabangsa liwet nu diasakanana diseupan
Rengrengan

Todong

Dahar langsung tina wadahna kalawan teu make piring
Nyingsieunan make pakakas

Utara

Kakoncara
Kaler

Mental

Mentog balik deui

Jiwa, batin


SEMINAR
Seminar nyaeta lawungan atawa sidang pikeun ngabahas hiji pasualan anu dipingpin ku panumbu catur aarta aya nu jadi pangjejerna. Lamun seminar dibarengan ku bari migawe hiji program ku para pamilonna disebitna teh seminar lokakarya (disingget semlok). Istilah sejen tina lokakarya nyaeta workshop.
Dina seminar yeh aya:
-Pangjejer, nyaeta jalma anu ngajejeran atawa midangkeun bahan dina seminar.
-Panumbu catur atawa Moderator, nyaeta jalma anu ngatur patali marga omongan antara pangjejer jeung pamilon.
-Girang serat atawa notulen, nyaeta jalma anu tugasna nyatet galeuh-galeuh nu ditepikeun dina seminar katut sakur pananya ti pamilon.
-Pamilon, nyaeta peserta anu miluan dina seminar.
Aturan anu kudu diestokeun dina seminar:
-kudu apal carana jeung iraha motong omongan batur
-apal lilinggeran dina ngedalkeun kateupanuju
-ulah megat atawa motong omongan batur
-ulah ngomong kaleuleuwihi, haliwu, atawa motah teuing
-nyarita ulah diborong ku sorangan
-nyegah hal-hal atawa jejer anu matak nyugak
-ulah haharewosan duaan ditengah paguneman
-mun mu lian nyarita kudu daek ngahaminan
-tembongkeun rasa resep atawa teu resep sawajarna
-singkahan jejer (pasualan) nu sipatna pribadi
-atur bedasna atawa volumeu sora sing merenah
-ulah pacental-cental ngeunaan perkara nu kurang aya gunana
-ulah api lain ka nu anyar datang kana riungan
-omongan ulahatak jaheut atawa eraeun nu lian

ISTILAH DINA KALA SUNDA
Ngaran Poe Kala Surya
Ngaran Poe Kala Sunda
Ngaran Planet
Ngaran Poe Basa Asing
Minggu/Ahad
Radite
Panon poe
Sunday
SEnen
Soma
Bulan
Monday
Salasa
Anggara
Mars
Tuesday
Rebo
Buda
Mercury
Wednesday
Kemis
Raspati
Jupiter
Thursday
Jumaah
Sukra
Venus
Friday
Saptu
Tumpek
Saturnus
Saturday

Ngaran bulan dina sataun dina kala Sunda bias dititenan di handap ieu.
Umur Bulan
Bulan ka-
Ngaran Bulan
Umur Bulan
Bulan Hijriah
31
1.     Kasa
Kartika
30
Muharam
30
2.     Karo
Margasira
29
Sapar
31
3.     Katiga
Posya
30
Mulud
30
4.     Kapat
Maga
29
Silihmulud
31
5.     Kalima
Palguna
30
Jumadi awal
30
6.     Kanem
Setra
29
Jumadi ahir
31
7.     Kapitu
Wesaka
30
Rajab
30
8.     Kawalu
Yesta
29
Rewah
31
9.     Kasanga
Asada
30
Puasa
30
10.  Kadasa
Srawana
29
Sawal
31
11.  Hapit Lemah
Badra
30
Hapit
30/31
12.  Hapit Kayu
Asuji
29/30
Haji/rayagung

 

Ngaran-Ngaran Waktu Dina Sapoé Sapeuting Dumasar Kana Kajadian Alam

1. Wanci tumorék nya éta wanci keur meujeuhna saré tibra (kira-kira tabuh 00.30)
2. Wanci janari sapi kira-kira tabuh 01.00
3. Wanci janari leutik nya éta wanci liwat tengah peuting (kira-kira tabuh 01.30)
4. Wanci janari gedé kira-kira tabuh 02.00
5. Wanci disada rorongkéng nya éta wanci disada kongkorongok hayam sakali (kira-kira tabuh 02.30)
6. Wanci haliwawar nya éta wanci disada kongkorongok hayam dua kali (kira-lira tabuh 03.00-03.30)
7. Wanci janari kira-kira tabuh 04.00
8. Wanci balébat nya éta udat-udat beulah wétan dina waktu rék 
pajar (kira-kira tabuh 05.00)
9. Wanci carancang tihang nya éta wanci liwat 
pajar, téténjoan remeng-remeng kénéh (kira-kira tabuh 05.30)
10. Wanci murag ciibun/meleték sarangéngé nya éta wanci mimiti témbong panonpoé, ciibun nu ngagarenclang dina dangdaunan mimiti murag (kira-kira tabuh 07.00)
11. Wanci haneut moyan/laér 
kanjut nya nya éta wanci keur sedeng dipaké moyan (kira-kira tabuh 08.00)
12. Wanci rumangsang nya éta wanci sabada haneut moyan panonpoé mimiti karasa panas (kira-kira tabuh 09.00)
13. Wanci pecat sawed kira-kira tabuh 10.00 (
munding nu dipaké magawé dilaanan/dipecat sawedna tina beuheung munding nu narikwuluku/garu), di tempat-tempat panas tabuh 10.00, di tempat-tempat nu hawana tiis tabuh 11.00
14. Wanci manceran/tengah poé nya éta panonpoé aya di luhureun embun-embunan; panonpoé keur meujeuhna mancer (kira-kira tabuh 12.00)
15. Wanci lingsir ngulon nya éta wanci panonpoé ngésér ka kulon (kira-kira tabuh 14.00)
16. Wanci panonpoé satungtung nya éta waktu panonpoé satungtung (kira-kira tabuh 15.00)
17. Wanci tunggang gunung ny éta waktu panonpoé geus rék surup ayana dina luhureun gunung (kira-kira tabuh 16.00-17.00)
18. Wanci sariak layung nya éta wanci layung di langit katénjo beureum (kira-kira tabuh 17.00-18.00)
19. Wanci érang-érang nya éta waktu panonpoé rék surup (kira-kira tabuh 17.30-18.00)
20. Wanci sareupna/harieum beungeut nya éta waktu geus mimiti reup poék (kira-kira tabuh 18.00-18.30)
21. Wanci sareureuh gaang nya éta waktu gaang eureun disada (kira-kira tabuh 19.00)
22. Wanci sareureuh budak nya éta waktu barudak leutik geus mimiti saré (kira-kira tabuh 21.00)
23. Wanci sareureuh kolot nya éta waktu kolot mangsana reureuh (kira-kira tabuh 22.00)
24. Wanci tengah peuting kira-kira tabuh 24.00.

Sesebutan Waktu Dumasar Kana Waktu Ibadah

1. Pajar kira-kira tabuh 04.00 waktu rék meleték panonpoé
2. 
Imsak kira-kira 10 menit saméméh waktu subuh
3. [Subuh]] kira-kira tabuh 04.30-05.00
4. 
Duha kira-kira tabuh 08.00-09.00
5. 
Lohor kira-kira tabuh 12.00
6. Bada 
lohor kira-kira tabuh 12.30-13.00, waktu sanggeus kadéngé bedug lohor
7. 
Asar kira-kira tabuh 15.30
8. 
Magrib kira-kira tabuh 17.30-18.00, waktu geus mimiti poék pikeun ngalaksanakeun sholat magrib
9. Bada 
magrib kira-kira tabuh 18.00-19.00, waktu saréngséna sholat magrib
10. 
Isa kira-kira tabuh 19.00, waktu pikeun ngalaksanakeun sholat isa
11. Bada 
isa kira-kira tabuh 19.00-20.00, waktu sanggeus ngalaksanakeun sholat isa.

Sesebutan Waktu nu Patali jeung Poé

1. Isuk-isuk kira-kira tabuh 05.00-10.00, wanci bada subuh nepi ka kira-kira pecat sawed
2. Beurang nya éta ti mimiti meleték panonpoé nepi ka surupna
3. Pabeubeurang kira-kira tabuh 11.00-14.30, waktu sabada pecat sawed nepi ka waktu panon poé satungtung
4. Pasosoré kira-kira tabuh 15.00-18.00, waktu sabada panon poé satungtung nepi ka waktu sareupna
5. Peuting nya éta waktu ti barang surup panonpoé nepi ka meletékna deui
6. Poé ieu nya éta waktu anu ayeuna keur dilakonan
7. Isukan nya éta sapoé nu bakal datang
8. Pagéto nya éta heuleut sapoé ti ayeuna ka hareup (dua poé nu bakal datang)
9. Pagéto amat nya éta heuleut dua poé ti ayeuna ka hareup (tilu poé nu bakal datang)
10. Kamari nya éta poé nu geus kaliwat sapeuting
11. Mangkukna nya éta kamarina, heuleut sapoé ka tukang (poé nu geus kaliwat dua poé)
12. Tilu poé ka tukang nya éta waktu nu geus kaliwat tilu poé.

Waktu nu Patali jeung nu Geus Kalakon

1. Ayeuna nya éta waktu nu keur dilampahan
2. Bieu nya éta waktu nu cikénéh karangdapan
3. Cikénéh nya éta panuduh waktu nu geus kaliwat, pandeurieun bieu
4. Tadi nya éta waktu nu can lila kaliwatna
5. Engké/mangké nya éta nuduhkeun waktu (deukeut nu bakal kasorang).

Sesebutan Waktu nu Patali jeung Jaman

1. Kiwari nya éta jaman nu keur dilakonan ayeuna
2. Baréto nya éta jaman nu geus lila kaliwat
3. Baheula nya éta jaman nu geus lilia kaliwat béh ditueun baréto
4. Bihari nya éta jaman nu geus kaliwat lila pisan
5. Jaga nya éta jaman nu lila kénéh bakal kasorang
6. Isuk jaganing géto (pagéto) nya éta jaman nu moal lila bakal kasorang
7. Baring supagi nya éta isuk jaganing géto, dina waktu nu bakal datang.

Sesebutan Waktu Séjénna

1. Sakiceup nuduhkeun waktu nu sakeudeung pisan
2. Sakedét nuduhkeun waktu nu sakeudeung pisan
3. Sakilat nuduhkeun waktu nu sakeudeung pisan, diupamakeun kana liana kilat nu ngaburinyay
4. Saharita waktu éta atawa harita kénéh
5. Sajongjongan nuduhkeun waktu sawatara sekon
6. Sakedupan nuduhkeun waktu saharita, jero sawatara sekon
7. Sapanyeupahan nuduhkeun waktu nu teu sabaraha lilana, kira-kira lilana sarua jeung nu keur nyeupah
8. Sapangéjoan nuduhkeun waktu nu rada lila, kira-kira lilana sarua jeung nu keur ngéjo (nyangu)
9. Sapoé sapeuting nuduhkeun waktu anu lilana dua puluh opat jam
10. Saminggu nuduhkeun waktu anu lilana tujuh poé
11. Sabulan nuduhkeun waktu anu lilana opat minggu (28,29,30 atawa 31 poé)
12. Sabulan campleng nuduhkeun waktu anu lilana sabulan jejeg
13. Saumur jagong nuduhkeun waktu anu lilana sarua jeung umur melak jagong, kira-kira tilu bulan satengah
14. Sausum nuduhkeun waktu anu dicirian ku sakali usum, upamana usum hujan, usum kadu
15. Sataun nuduhkeun waktu anu lilana dua welas bulan
16. Sataun landung nuduhkeun waktu anu lilana dua welas bulan leuwih
17. Sawindu nuduhkeun waktu anu lilana dalapan taun
18. Saabad nuduhkeun waktu anu lilana saratus taun
19. Samilénium nuduhkeun waktu anu lilana sarébu taun.

Usum-Usuman

Usum-usuman nya éta waktu anu nuduhkeun usum atawa waktu nu tangtu, upamana waé usum hujan, usum kadu.[2]Usum-usuman bisa dibagi sababaraha waktu, saperti dihandap ieu.

Waktu nu Patali jeung Kayaan Alam

1. Usum mamaréng nya éta usum mimiti ngijih
2. Usum ngijih nya éta waktu mindeng turun hujan
3. Usum dangdarat nya éta usum panyelang antara ngijih jeung katiga, hujan jeung halodo kakapeungan
4. Usum katiga nya éta usum halodo, usum teu 
hujan
5. Usum barat nya éta usum angin grdénu jolna ti kulon, pacampur jeung 
hujan
6. Usum selatan nya éta usum loba angin nu jolna ti kidul-wétan.

Waktu Nu patali jeung Kaayaan nu aya di Masarakat

1. Usum ngagebug nya éta usum loba nu gering parna, loba nu maraot
2. Usum sasalad nya éta usum loba 
panyakit nu babari tépa
3. Usum parepok ny éta usum loba nu 
kawin
4. Usum paceklik nya éta usum kurang dahareun, pangpangna béas atawa paré, usum paila
5. Usum tigerat nya éta usum paceklik
6. Usum nguyung nya éta usum paceklik.

Waktu nu Patali jeung Tatanén di Sawah

1. Usum nyambut nya éta mangsa ngagarap sawah
2. Usum tebar nya éta mangsa ngawurkeun binih kana pabinihan
3. Usum tandur nya éta mangsa melak binih 
parénu tos jadi di kotakan sawah
4. Usum ngarambét nya éta mangsa miceunan jukut nu jaradi antara tangkal paré di 
sawah
5. Usum celetu nya éta mangsa siki paré geus mimiti cul-cel baruahan
6. Usum beukah nya éta mangsa 
paré areusian, bareukah
7. Usum rampak nya éta mangsa 
paré geus rampak kaluar humbutna
8. Usum beuneur héjo nya éta mangsa paré geus beuneur tapi masih kénéh héjo
9. Usum pibuateun nya éta mangsa paré ngadagoan waktu nu mustari pikeun dipanén
10. Usum panén nya éta mangsa paré diala (dibuat).

Waktu nu Patali jeung Tatanén di Huma

1. Usum nyacar nya éta mangsa nyacar leuweung pihumaeun
2. Usum ngahuru nya éta mangsa ngaduruk kai jeung kakayon séjénna
3. Usum ngaseuk nya éta mangsa melak paré huma
4. Usum ngoréd/ngoyos nya éta mangsa meresihan jukut nu jaradi antara luwukan paré ku koréd
5. Usum dibuat/ngétém nya éta mangsa ngala paré (maké 
étém).

DRAMA LALAKON/CARITA
Drama minangka lalakon atawa carita eusina nyaritakeun atawa ngalalakonkeun kajadian atawa kahirupan, puguh palaku, latar, jeung galurna. Ciri nu utama tina carita drama nyaeta ayana konflik atawa emosi nu husus disusun pikeun pertunjukan teater. Drama oge kaasup kana sastra lalakon sabab nu digambarkeun dina drama mah paripolah palaku. Para palaku yeh langsung maen (lahir jeung batinna), sarta dina guneman (dialog), atawa ngomong jeung dirina sorangan (monolog).
Dumasar kana wangunna, drama bisa dipasing-pasing jadi :
- Drama wangun lancaran : dibacana atawa diucapkeunana dina wirahma basa lancaran, sok sanajan bisa jadi ku cara rineka.
- Drama wangun ugeran :
          
*Paguneman anu mangrupa sajak bebas biasana dideklamasikeun
          
*Paguneman anu mangrupa sajak yeu bebas nyaeta paguneman dina wangun pupuh.             Macana ge ditembangkeun anu disebut gending karesmen.
Hal-hal anu geus maranti atawa maneuh dina Drama :
- pertelaan palaku, anu ngaberendelkeun ngaran jeung katerangan ngeunaan palaku.
- babak jeing adegan, anu ngabagi-bagi karangan drama, dina hiji babak dilalakonkeun kajadian-kajadian di hiji tempat dina saruntuyan waktu.
- candraan dina awal babak, nerangkeun kaayaan latar, suasana, palaku, kajadian jeung nu lianna
- paguneman (dialog), nyaeta kalimah langsung para palaku anu silih tempas.
- prolog jeung epilog,prolog teh nu ditulis di awal drama sedengkeun epilog ditulis dina panutup drama.
KECAP WANCAHAN

            Kecap wancahan nya eta kecap anu diwangun ku cara mondokkeun kecap atawa kantetan kecap.Proses ngawangun kecap wancahan disebutna ngawancah (abreviasi).Aya sababaraha rupa kecap wancahan ,diantarana:
a.       Kecap tingkesan (akronim), anu mangrupa kantetan aksara atawa engang nu diucapkeun jadi hiji kecap, contona:
DiknasPendidikan Nasional
b.      Kecap singgetan, anu mangrupa kantetan aksara atawa engang anu dijaĕh masing-masing, Contona:
RRIRadio Rĕpublik Indonesia
c.       Kecap tangkesan (haplologi) ,nu diwangun ku cara ngaleungitkeun sora atawa engang nu ngaruntuy babarengan, contona:
Dekahdĕwĕmah
d.      Kecap memet (rĕduksi), anu diwangun ku cara nyokot engang pentingtina kantĕtan kecap, contona:
Kiratadikira-kira sugan nyata
e.       Kecap sirnaan, anu diwangun ku cara miceun sawatara foĕnm tina kantĕtan kecap bari teu ngarobah harti, anu ngawengku:
(1)   Sirnapuwa (afĕrĕsis), anu ngaleungitkeun fonĕm atawa engang mimiti tina hiji kecap, contona:
Umilumilu
(2)   Sirnamadya (sinkope), anu ngaleungitkeun fonm atawa engang tengah tina hiji kecap, contona:
Niyatanyata
(3)   Sirnawekas(apokope), anu ngaleungitkeun fonĕm atawa engang tungtung tina hiji kecap, contona:
Benzinen(g)sin

ARGUMENTASI/BAHASAN
Argumentasi nyaeta wacana anu eusina ditujukeun pikeun ngayakinkeun nu maca ngeunaan bebeneean nu diyepikeun ku nu nulisna. Ku lantaran tujuanana pikeun ngayakinkeun pamadegan atawa pamikiran nu maca, nu nulis bakal ngukuhan bebeneran atawa obuektivitas nu dotepikeunana nepi ka nu maca heunteu ngarasa ragu-ragu. Karangan bahasan mangrupa pedaran (eksposisi) alasan ketit bukti pikeun ngawangun kacindekan Anu kagolong kana argumentasi nyaeta wangun karangan ilmiah kayaning makalah, paper, skripsi, tesis, disertasi, esey jeung surat putusan. Adegan argumentasi ngawengku: - bagian bubuka - runtuyan pernyataan atawa pedaran - kacindekan
Cara nulis argumentasi bisa ngagunakeun teknik :
- Teknik Induktif, dilaksanakeun ku cara nepikeun heula bukti-bukti anu aya patalina jeing jejer bahasan.
Contona : fakta, pangalaman, laporan, data statistik, jsb.
- Teknik deduktif, dilaksanakeun ku cara nepikeun heula kacindekan umum, anu satuluyna dipedar hal-hal anu husus.
Contona :
    
Premis mayor : Unggal jalma bakal keuna ku pati
    
Premis minor : Ahmad oge jalma
    
Kacindekan : Jadi, Ahmad bakal keuna ku pati
KECAP SARIMBAG SUNDA – INDONESIA
Basa Sunda
:
Basa Indonesia
Areng
<->
Arang
Bales
<->
Balas
Baseuh
<->
Basah
Cocog
<->
Cocok
Danas
<->
Nenas
Endah
<->
Indah
Gelo
<->
Gila
Geutah
<->
Getah
Kamer
<->
Kamar
Kejem
<->
Kejam
Kiruh
<->
Keruh
Sesah
<->
Susah
Tumbak
<->
Tombak

ESEY
Esey nyaeta karangan wangun lancaran (prosa) nonfiksi anu ngabahas hiji perkara kalawan singget tur saules tina puseur panyawang pribadi nu nulisna. Esey mirip jeung paragraf, mgan bedana mah ukuranana, esey leuwih panjang, bisa diwangun ku sababaraha paragraf. Dina esey aya paragraf pamuka, paragraf eusi, jeung paragraf panutup.
Ciri-ciri esey :
- karangan atawa wacana tulis
- salah sahiji wangun prosa nonfiksi
- bahasan hiji pasualan umum kalawan singget tir saulas
- tanggapan pribadi nu nulisna (subjektif)
- komposisi formal lantaran diwangun ku bagian bubuka, eusi, jeung panutup (kacindekan).