Selasa, 06 Januari 2015

PERUBAHAN SOSIAL: Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB)

BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

Pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana dan berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi para ibu. Sebelumnya para ibu harus mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien .


KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity). Salah satu analisis tentang program Keluarga Berencana di Indonesia yang sangat luas menunjukkan bahwa sebagian besar pengurangan fertilitas berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan jenjang pendidikan (Gertler dan Molyneaux)
. Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang (Notoatmojo, 2003). Sehubungan dengan kondisi di atas kami merasa perlu meneliti pengetahuan ibu terhadap KB. Untuk meningkatkan efektivitas KB perlu dilakukan suatu sikap dan pengetahuan yang menunjang dari ibu.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu KB?
2.      Seberapa penting KB bagi kesehatan masyarakat?
3.      Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai KB?
4.      Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian KB.
2.      Untuk mengetahui pentingnya KB bagi kesehatan masyarakat khususnya wanita
3.      Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai KB.
4.      Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi.




D.    Manfaat
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.      Dengan adanya keikutsertaan dalam KB maka dapat mengurangi dampak kehamilan yang ditimbulkan.
2.      Dengan adanya tingkat pengetahuan ibu yang meningkat maka ibu akan mempunyai pengetahuan tentang KB.
3.      Sebagai bahan masukan yang digunakan untuk penerapan KB dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
4.      Dengan adanya KB dapat membatasi jumlah kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak terlalu pesat.









BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.      Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa pengertian perubahan sosial menurut para ahli:
v  Gillin : Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
v  Emile Durkheim : Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
v  Selo Soemardjan : Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga di masyarakat.

B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial
Perubahan sosial terjadi karena beberapa faktor. Faktor tersebut adalah:
1)      Faktor yang bersumber dari masyarakat, seperti:
ü  Pertambahan penduduk dan urbanisasi
ü  Penemuan baru, khususnya bidang teknologi khususnya di bidang kesehatan
ü  Adanya konflik dalam masyarakat
ü  Toleransi pada hal-hal baru atau perubahn yang menyimpang
ü  Kemauan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan serta teknologi
ü  Sikap menghargai dan sikap maju orng lain
ü  Rasa tidak puas pada pola hidup lama atau monoton
ü  Terjadinya pemberontakan atau gerakan reaksioner

2)      Factor yang berasal dari luar masyarakat
ü  Perubahan alam fisik dan lingkungan
ü  Kontak atau perubahan budaya asing
ü  Perubahan ekonomi dunia
ü  Munculnya berbagi media masa yang menyuguhkan aneka informasi inovatif

C.      Bentuk-bentuk perubahan sosial.

1)      perubahan cepat dan lambat

v  Perubahan cepat (revolusi)
Contoh : Revolusi Mesir.
*Revolusi : perubahan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Revolusi mencoba untuk menempatkan pemerintahan baru.

Syarat-syarat terjadinya revolusi :
a. Harus ada keinginan dari masyarakat untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya pemimpin yang mampu memimpin masyarakat untuk mengadakan perubahan.
c. Adanya pemimpin yang dapat menampung keinginan atau aspirasi dari masyarakat dan merumuskannya menjadi program kerja.
d. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai.
e. Harus ada momentum yang tepat untuk memulai gerakan.

v  Perubahan lambat (evolusi)
Contoh : perkembangan sistem berburu dan meramu ke sistem pertanian modern
.




2.       Perubahan kecil dan perubahan besar

v  Perubahan kecil : pengaruh yang ditimbulkan tidak luas.
Contoh : perubahan mode pakaian.

v  Perubahan besar : pengaruh yang ditimbulkan luas.
Contoh : proses industrialisasi.

3.      Perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan

v  Perubahan direncanakan/perubahan yang dikehendaki :
perubahan yang diproses melalui suatu program atau rencana tertentu agar menghasilkan suatu perubahan tertentu.
Contoh : program Keluarga Berencana (KB) untuk menghasilkan keluarga sejahtera.
Pelaku perubahan (agent of change) : pihak-pihak yang menghendaki perubahan.

v  Perubahan tidak direncanakan/perubahan yang tidak dikehendaki : perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat. Contoh :

v  PHK menyebabkan pengangguran meningkat dengan pesat
v  Mesin pertanian berakibat tumbuhnya sikap individualis


BAB III
PEMBAHASAN
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Keluarga berencana (KB) sangat penting untuk kepentingn masyarakat khususnya untuk wanita. Berikut ini merupakan alas an pentingnya program keluarga berencana (KB);
v  Anda perlu ber-KB karena kehamilan sebelum usia 18 tahun atau di atas 35 tahun akan meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayinya.
v  Demi menjaga kesehatan ibu dan anak, seorang ibu sebaiknya menunda kehamilan berikutnya sampai Si Kecil berusia minimal 2 tahun.
v  Risiko kesehatan selama kehamilan dan persalinan akan semakin meningkat bila seorang ibu terlalu sering hamil.
v  Alat KB begitu beragam, terjangkau, dan mudah didapat. Pilih alat kontrasepsi yang sesuai, aman, dan efektif mencegah kehamilan tak diinginkan.
Bagaimana dengan pengetahuan Masyarakat tentang KB ? Masyarakat banyak yang sudah mengetahui mengenai keluarga berencana, mereka hanya bisa mengartikan, dan mengetahui jenis - jenis keluarga berencana. Mungkin hanya beberapa orang saja yang mampu menjelaskan mengenai pengertian, jenis - jenis alat kontrasepsi, efek samping, kontraindikasi, kelebihan, dan kekurangan alat kontrasepsi.
Menurut beberapa survey yang telah ada, pengetahuan masyarakat tentang alat kontrasepsi masih kurang, karena masyarakat beranggapan bahwa dengan alasan sakit pada waktu pemasangannya, dan biayanya mahal, dan Masyarakat belum mempunyai keinginan untuk mengganti metode kontrasepsi yang mereka gunakan ke metode kontrasepsi jangka panjang, karena mereka belum mengetahui secara detail mengenai seputar alat kontrasepsi dan mereka merasa sudah nyaman dengan alat kontrasepsi yang mereka gunakan.


BAB IV
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan

Keluarga berencana adalah salah satu cara untuk menunda perkawinan dan mengurangi kelahiran bayi kedunia dengan tujuan membuat keluarga yang sederhana dan tercukupi diantaranya dengan berbagai metode seperti pil KB , IUD , KB suntik dan implant.
  1. Saran
Selaku umat manusia kita harus memperhatikan berbagai kondisi dalam berkeluarga merencanakan sebelum kelahiran dan mengantisipasi banyaknya kelahiran dengan metode – metode keluarga berencana.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar