PENGERTIAN
SOSIOLOGI
1. Auguste Comte
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama dengan sesamanya.
2. Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang berada di luar individu, serta mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan.
3. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
4. P.J. Bouman
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari hubungan-hubungan sosial antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta sifat dan perubahanperubahan dalam
lembaga-lembaga dan ide-ide sosial.
5. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari mengenai:
a. Hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan
agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan
sebagainya.
b. Hubungan dan saling pengaruh
antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis,
biologis, dan sebagainya.
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala
sosial.
6. Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat
adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
7. Kingsley Davis
Sosiologi adalah suatu studi yang
mengkaji bagaimana masyarakat mencapai kesatuannya, kelangsungannya, dan
caracara masyarakat itu berubah.
SEJARAH SOSIOLOGI
Pada Jaman Keemasan Filsafat Yunani
Pada masa ini sosiologi dipandang
sebagai bagian tentang kehidupan bersama secara filsafati. Pada masa itu Plato
(429-347 SM) seorang filasof terkenal dari Yunani, dalam pencariannya tentang
makna negara dia berhasil merumuskan teori organis tentang masyarakat yang
mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Plato menganggap bahwa
institusi-institusi dalam masyarakat saling bergantung secara fungsional. Kalau
ada satu institusi yang tidak jalan maka secara keseluruhan kehidupan
masyarakat akan terganggu.
Seperti halnya Plato maka
Aristoteles (384-322 SM) juga menganggap bawa masyarakat adalah suatu organisma
hidup (seperti pandangan kaum biologiwan) dengan basis kehidupannya adalah
moral (yang baik). Pada masa ini kaum agamawan yang berkuasa sehingga kehidupan
sosial lebih diwarnai oleh keputusan-keputusan kaum agamawan yang berkuasa.
Pada Zaman Renaissance (1200-1600)
Machiavelii adalah orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh tantangan.
Pada Abad Pencerahan (abad ke 16 dan 17)
Pada Zaman Renaissance (1200-1600)
Machiavelii adalah orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh tantangan.
Pada Abad Pencerahan (abad ke 16 dan 17)
Pada masa ini muncul Thomas Hobbes
(1588-1679) yang mengarang buku yang dikena! sebagai The Leviathan. Inti
ajarannya diilhami oteh hukum alam, fisika dan matematika. Pada masa ini
pengaruh keagamaan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh pandangan-pandangan
yang bersifat hukum sebagai kodrat keduniawiannya. Berdasar pandangan kelompok
inilah kemudian muncul suatu kesepakatan antar manusia (kelompok) yang dikenal
sebagai kontrak sosial. Pada mulanya interaksi antar manusia berada dalam
kondisi chaos karena saling mencurigai dan saling bersaing untuk memperebutkan
sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi yang bersifat kodrati (sesuai
dengan hukum alam) ini kemudian dipandang akan selalu menyengsarakan kehidupan
manusia. Oleh sebab itu dibuatlah kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar
kelompok yang dapat saling berterima dan saling menguntungkan, yang kemudian
dikenal sebagai kontrak sosial.
Pada Abad Ke 18
Pada masa ini munculah John Locke
(1632-1704) yang dianggap sebagai bapak Hak Asasi Manusia (HAM). Dia
berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak-hak dasar yang
sangat pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh negara
(seperti hak hidup, hak berpikir dan berbicara, berserikat, dan lain-lain).
Tokoh lain yang muncul adalah J.J. Rousseau (1712-1778) yang masih berpegang
pada ide kontrak sosialnya Hobbes. Dia berpandangan bahwa kontrak antara
pemerintah (negara?) dengan yang diperintah (rakyat?) menyebabkan munculnya
suatu kolektifitas yang mempunyai keinginan-keinginan tersendiri yang kemudian
menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang harusnya menjadi dasar
penyusunan kontrak sosial antara negara dengan rakyatnya.
Pada Abad ke 19
Pada Abad ke 19
Abad ke 19 dapat dianggap sebagai
abad mulai berkembangnya sosiologi, terutama sesudah Auguste Comte (1798-1853)
memperkenalkan istilah sosiologi, sebagai usaha untuk menjawab adanya
perkembangan interaksi sosial dalam masa industrialisasi.
Pada masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru dalam taraf mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat menunjukkan adanya obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi manusia), namun di dalam pengembangan ilmunya masih menggunakan metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu ekonomi misalnya).
Pada Abad ke 20
Pada masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru dalam taraf mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat menunjukkan adanya obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi manusia), namun di dalam pengembangan ilmunya masih menggunakan metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu ekonomi misalnya).
Pada Abad ke 20
Baru pada abad ke 20 inilah
sosiologi dapat benar-benar dianggap mandiri karena:
a) Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia,
b) Mampu mengembangkan teori-teori sosiologi,
c) Mampu mengembangkan metode khusus sosiologi untuk pengembangan sosiologi,
d) Sosiologi menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya kegagalan pembangunan karena tidak mendasarkan dan memperhatikan masukan dari sosiologi.
a) Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia,
b) Mampu mengembangkan teori-teori sosiologi,
c) Mampu mengembangkan metode khusus sosiologi untuk pengembangan sosiologi,
d) Sosiologi menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya kegagalan pembangunan karena tidak mendasarkan dan memperhatikan masukan dari sosiologi.
Pada akhir abad ke 20 ini, maka
salah satu kelemahan (masih dianggap ketinggalan) dari sosiologi, namun yang
pada saat ini juga sudah mulai dapat dipecahkan, yaitu dalam kaitannya dengan
perkembangan dan permasalahan global. Di sini interaksi antar manusia yang
dapat diamati adalah adalah interaksi tidak langsung lewat telepon, internet,
dan lain-lain yang menghubungkan manusia yang saling berjauhan letaknya.
KARAKTERISTIK SOSIOLOGI
Sosiologi memiliki Sifat dan Karakterisitk. Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam (Soekanto, 1982:20-23)
mengungkapkan mengenai beberapa sifat hakikat sosiologi sebagai berikut:
- Sosiologi adalah
suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
pengetahuan kerohanian.
- Sosiologi bukan
merupakan disiplin yang normative, akan tetapi merupakan disiplin yang
kategoris. Artinya sosiologi membatasi pada apa yang terjadi dewasa ini,
bukan mengenai apa yang terjadi dan seharusnya terjadi.
- Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan terapan yang terpakai (applied
science).
- Sosiologi adalah
ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
konkret. Artinya, bahwa yang diperhatikan adalah bentuk dan pola-pola
peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang konkret.
- Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Artinya, sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau
hukum-hukum umum dari interaksi antar umat manusia dan juga perihal sifat,
hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Artinya, bahwa hal
ini berkaitan denngansoal metode sosiologi yang digunakan.
- Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu pengetahuan
yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala umum yang ada dalam
setiap interaksi antar manusia.
Sementara sumber lain yang sudah banyak diketahui,
ilmu, sosiologi memiliki sifat hakikat atau karakteristik sosiologi:
a) Merupakan ilmu
sosial, bukan ilmu kealaman ataupun humaniora
b) Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi berbicara apa adanya tentang fakta sosial secara analitis, bukan mempersoalkan baik-buruknya fakta social tersebut. Bandingkan dengan pendidikan agama atau pendidikan moral.
c) Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia dalam masyarakat, dan juga tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
d) Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science)
e) Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal ini sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi teori.
b) Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi berbicara apa adanya tentang fakta sosial secara analitis, bukan mempersoalkan baik-buruknya fakta social tersebut. Bandingkan dengan pendidikan agama atau pendidikan moral.
c) Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia dalam masyarakat, dan juga tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
d) Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science)
e) Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal ini sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga menjadi teori.
Berdasarkan sifat dari sosiologi di atas, dapat
disimpulkan bahwa sosiologi memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Sosiologi bersifat
empiris.
Sosiologi didasarkan pada
pengamatan dan penalaran. Pengamatan berarti susunan yang berhubungan dengan
pancaindera manusia, yang dialaminya dalam kehidupan social. Sedangkan
penalaran berarti semua yang berhubungan dengan akal budi manusia atau yang
bersifat rasional. Sifat empiris ini sering dihubungkan dengan sifat ilmu yang
dapat diuji dengan fakta.
2) Sosiologi bersifat
teorits.
Yaitu selalu berusaha menyusun
abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut
merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan
menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
3) Sosiologi bersifat
komulatif.
Yaitu disusun atas dasar
teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat
teori-teori yang lama.
4) Sosiologi bersifat
nonetis.
Yaitu pembahasan suatu masalah
tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan
untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
OBJEK
SOSIOLOGI
1. Objek Sosiologi
Material
Mengacu pada benda fisik, sumber
daya, dan tempat yang menentukan kulturnya. Seperti rumah, tetangga,
kota/daerah, sekolah, tempat ibadah, kantor, peralatan, produk, dan lain-lain.
Semua aspek fisik tersebut menentukan perilaku dan kultur seseorang. Contoh
dari perubahan sosial karena materi adalah, karena di internet terdapat banyak
sekali terdapat materi tugas, maka siswa harus mempelajari bagaimana cara
menggunakan komputer dan internet. Lama-kelamaan internet akan menjadi
kebutuhan siswa itu walaupun untuk tujuan lain seperti berkomunikasi
menggunakan jejaring sosial. Atau masyarakat di hutan harus terbiasa
menggunakan segala sesuatu dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2. Objek Sosiologi Non
Material
Mengacu pada budaya dan adat
istiadat. Seperti nilai-nilai, aturan, norma, moral, bahasa, organisasi, dan
lembaga. Misalnya, konsep dari suatu agama melahirkan suatu aturan, nilai,
moral, bahasa, dan etnis yang disesuaikan dengan agama yang dianut.
3. Objek Sosiologi
Formal
Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
4. Objek Sosiologi
Budaya
Objek budaya salah satu faktor
yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
5. Objek Sosiologi
Agama
Pengaruh dari objek dari agama
ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga
hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.
BAPAK
SOSIOLOGI
Biografi Auguste Comte
(1798-1857) - Bapak Sosiologi
Nama lengkap Auguste Comte adalah Isidore Auguste Marie Francois Xavier. Beliau adalah filsuf dan ilmuwan sosial terkemuka yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kemasyarakatan atau sosiologi. Comte lahir di kota Montpellier di Perancis selatan dari keluarga kelas menengah konservatif. Comte menerima didikan ilmiah yang baik di Ecole Polythecnique di Paris, sebuah pusat pendidikan berhaluan liberal.
Comte mencetuskan suatu sistem ilmiah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru, yaitu sosiologi. Pandangan Comte atas sosiologi sangat pragmatis. Ia berpendapat bahwa sesungguhnya analisis untuk membedakan "statika" dan "dinamika" sosial , serta analisa masyarakat sebagai suatu sistem yang saling tergantung haruslah didasarkan pada konsensus. Paradigma Fungsionalis dan paradigma ilmiah alamiah yang dirumuskan oleh Comte tetap memberi warna menonjol dalam sosiologi saat ini.
Auguste Comte dengan bukunya "Course de Philosophie Positive" menerangkan bahwa pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah.
Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi karena dialah yang pertama kali memakai istilah sosiologi dan mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga ilmu tersebut melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19 (1856).
Nama lengkap Auguste Comte adalah Isidore Auguste Marie Francois Xavier. Beliau adalah filsuf dan ilmuwan sosial terkemuka yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kemasyarakatan atau sosiologi. Comte lahir di kota Montpellier di Perancis selatan dari keluarga kelas menengah konservatif. Comte menerima didikan ilmiah yang baik di Ecole Polythecnique di Paris, sebuah pusat pendidikan berhaluan liberal.
Comte mencetuskan suatu sistem ilmiah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru, yaitu sosiologi. Pandangan Comte atas sosiologi sangat pragmatis. Ia berpendapat bahwa sesungguhnya analisis untuk membedakan "statika" dan "dinamika" sosial , serta analisa masyarakat sebagai suatu sistem yang saling tergantung haruslah didasarkan pada konsensus. Paradigma Fungsionalis dan paradigma ilmiah alamiah yang dirumuskan oleh Comte tetap memberi warna menonjol dalam sosiologi saat ini.
Auguste Comte dengan bukunya "Course de Philosophie Positive" menerangkan bahwa pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu yang kemudian akan sampai pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah.
Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi karena dialah yang pertama kali memakai istilah sosiologi dan mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga ilmu tersebut melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19 (1856).
MANFAAT
ILMU SOSIOLOGI BAGI MAHASISWA PSIKOLOGI
- Dengan
mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa
diri kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota kelompok atau
masyarakat.
- Sosiologi
membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita di masyarakat, serta dapat
melihat budaya lain yang belum kita ketahui.
- Dengan
bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma, tradisi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, dan memahami
perbedaan-perbedaan yang ada tanpa hal itu menjadi alasan untuk timbulnya
konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda.
- Kita
sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih
tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat
yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan
yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi
sehari-hari.
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya,
antropologi sosial, dan PSIKOLOGI SOSIAL, memiliki banyak persamaan dalam
konsep. Semua merupakan ilmu penunjang bagi sosiologi. Begitu juga halnya
dengan geografi sosial (ilmu tentang peran manusia dalam berbagai proses
seperti pertumbuhan, penurunan, dan mobilitas penduduk), dan sejarah (catatan
dan penjelasan tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan
manusia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar